Soreang, GB - Penilaian positif kali ini datang dari Direktur USAID (United States Agency International Development) atau Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat, Andrew Sisson Sworn. Menurutnya, langkah yang telah ditempuh Pemkab Bandung dalam penyediaan jamban keluarga untuk warga tidak mampu dianggap berhasil.
Bahkan ia merekomendasikan, Kabupaten Bandung bisa dijadikan contoh bagi daerah lain dalam penyediaan fasilitas tersebut. Andrew berani memberikan penilaian tersebut, setelah melihat proses pendanaan dan pembuatan jamban keluarga berupa sarana air bersih dan septictank di Kampung Ciloa Desa Panyocokan Kecamatan Ciwidey beberapa waktu lalu.
Meski tergolong warga kurang mampu, mereka tetap peduli membuat jamban untuk kepentingan kesehatan keluarganya. Kepedulian tersebut kian menguat, manakala mereka memperoleh bantuan kredit murah yang disalurkan PT. BPR Kertaraharja milik Pemerintah Kabupaten Bandung.
Seperti diketahui, sejak beberapa tahun lalu USAID dan Pemkab Bandung/ PT. BPR Kertaraharja menjalin kerjasama dalam program IUWASH (Indonesian Urban Water, Sanitation and Hygiene) untuk meningkatkan perluasan akses air minum dan sanitasi.
Selain di Kabupaten Bandung, program tersebut dikembangkan pula di 10 Kabupaten/ kota lainnya, masing-masing Kabupaten Bekasi, Kabupaten purwakarta, Kota Bekasi, Kota Bogor, DKI Jakarta serta di Provinsi Banten mulai Kabupaten Lebak, Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan.
Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar menurut Andrew Sission, menjadi salah satu garapan USAID. Karena menurutnya, kedua fasilitas itu memiliki peran penting untuk menentukan kualitas dan masa depan kehidupan manusia.
Bagi Pemerintah Kabupaten Bandung sendiri, program penyediaan air bersih dan sanitasi telah menjadi salah satu prioritas pembangunan dalam konsep "Sabilulungan Raksa Desa".
Secara sederhana, konsep tersebut mengandung makna bersama-sama membangun dan memelihara serta menjaga desa, mulai dari rumah, air bersih, kakus, sampah hingga alam sekitarnya. Untuk mewujudkan program itu, menurut Bupati Bandung H. Dadang M. Naser, SH., M.IP dilakukan melalui berbagai kegiatan.
Seperti TMMD (TNI Manunggal Membangun Desa), bulan bhakti gotong royong masyarakat (BBGRM), disamping melakukan kerjasama dengan pihak swasta melalui penyaluran CSR (Corporate Social Responsibility).
Dengan upaya tersebut, jumlah rumah tangga di Kabupaten Bandung yang memiliki fasilitas air bersih dan jamban keluarga setiap tahun bergerak naik. Data menunjukan, rumah tangga yang mendapatkan akses air bersih tahun 2013 sebanyak 152.177, naik menjadi 163.862 rumah tangga atau 107,86% pada tahun 2014. Pada periode yang sama, terjadi pula kenaikan jumlah rumah tangga yang memiliki fasilitas pembuangan air besar/ tinja, dari 358.075 rumah tangga.
Naik menjadi 370.571 pada tahun 2014 atau naik 103,48%. Sementara bantuan kredit murah untuk membangun jamban keluarga bagi warga tidak mampu, PT BPR Kertaraharja telah menyediakan dana senilai ± Rp 5 milyar. "Setiap keluarga bisa diberi pinjaman paling besar Rp 5 juta untuk membuat jamban keluarga," kata H. Dadang M. Naser.
Bahkan ia merekomendasikan, Kabupaten Bandung bisa dijadikan contoh bagi daerah lain dalam penyediaan fasilitas tersebut. Andrew berani memberikan penilaian tersebut, setelah melihat proses pendanaan dan pembuatan jamban keluarga berupa sarana air bersih dan septictank di Kampung Ciloa Desa Panyocokan Kecamatan Ciwidey beberapa waktu lalu.
Meski tergolong warga kurang mampu, mereka tetap peduli membuat jamban untuk kepentingan kesehatan keluarganya. Kepedulian tersebut kian menguat, manakala mereka memperoleh bantuan kredit murah yang disalurkan PT. BPR Kertaraharja milik Pemerintah Kabupaten Bandung.
Seperti diketahui, sejak beberapa tahun lalu USAID dan Pemkab Bandung/ PT. BPR Kertaraharja menjalin kerjasama dalam program IUWASH (Indonesian Urban Water, Sanitation and Hygiene) untuk meningkatkan perluasan akses air minum dan sanitasi.
Selain di Kabupaten Bandung, program tersebut dikembangkan pula di 10 Kabupaten/ kota lainnya, masing-masing Kabupaten Bekasi, Kabupaten purwakarta, Kota Bekasi, Kota Bogor, DKI Jakarta serta di Provinsi Banten mulai Kabupaten Lebak, Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan.
Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar menurut Andrew Sission, menjadi salah satu garapan USAID. Karena menurutnya, kedua fasilitas itu memiliki peran penting untuk menentukan kualitas dan masa depan kehidupan manusia.
Bagi Pemerintah Kabupaten Bandung sendiri, program penyediaan air bersih dan sanitasi telah menjadi salah satu prioritas pembangunan dalam konsep "Sabilulungan Raksa Desa".
Secara sederhana, konsep tersebut mengandung makna bersama-sama membangun dan memelihara serta menjaga desa, mulai dari rumah, air bersih, kakus, sampah hingga alam sekitarnya. Untuk mewujudkan program itu, menurut Bupati Bandung H. Dadang M. Naser, SH., M.IP dilakukan melalui berbagai kegiatan.
Seperti TMMD (TNI Manunggal Membangun Desa), bulan bhakti gotong royong masyarakat (BBGRM), disamping melakukan kerjasama dengan pihak swasta melalui penyaluran CSR (Corporate Social Responsibility).
Dengan upaya tersebut, jumlah rumah tangga di Kabupaten Bandung yang memiliki fasilitas air bersih dan jamban keluarga setiap tahun bergerak naik. Data menunjukan, rumah tangga yang mendapatkan akses air bersih tahun 2013 sebanyak 152.177, naik menjadi 163.862 rumah tangga atau 107,86% pada tahun 2014. Pada periode yang sama, terjadi pula kenaikan jumlah rumah tangga yang memiliki fasilitas pembuangan air besar/ tinja, dari 358.075 rumah tangga.
Naik menjadi 370.571 pada tahun 2014 atau naik 103,48%. Sementara bantuan kredit murah untuk membangun jamban keluarga bagi warga tidak mampu, PT BPR Kertaraharja telah menyediakan dana senilai ± Rp 5 milyar. "Setiap keluarga bisa diberi pinjaman paling besar Rp 5 juta untuk membuat jamban keluarga," kata H. Dadang M. Naser.