Ketua Umum GMBI Fauzan Rahman memberikan keterangan kepada awak media disela aksinya ke KPUD Jawa-Barat terkait tidak lolosnya Balon Bupati Pangandaran pasangan Azizah-Erwin.(Foto:Akmal) |
Bandung, GB - Ratusan massa dari Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) menggeruduk kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Propinsi Jawa-Barat. Kedatangan mereka terkait tidak lolosnya pasangan balon Bupati dan wakil Bupati Pangandaran pasangan Azizah Erwin karena dianggap tidak memenuhi syarat.
Sementara menurut GMBI sebagai pendukung Azizah-Erwin, banyak kejanggalan dan keanehan yang dilakukan KPU Ciamis. Mulai dari waktu simulasi membuka berkas pasangan yang singkat, ruang yang tidak steril, dan keamanan yang tidak jelas.
"Kenapa saat mendaftar tidak langsung disebutkan bahwa syaratnya dalam bentuk fisik. Artinya berkas semuanya dalam bentuk printout. Kalau memang mau yang asli, kita pegang kok, kenapa itu tidak diomongin sejak awal? Parahnya lagi, saat komputer dibuka, listrik tiba-tiba mati, jelas tujuannya supaya file-file persyaratan disitu rusak," jelas M. Fauzan Rahman SE, Ketua Umu GMBI menjawab Jurnal Media disela aksinya di KPU Jabar siang tadi.
Karena itu, pihaknya mendesak kepada aparat kepolisian, Panwaslu, Bawaslu dan peran media agar segera mengusut kasus ini. Karena dapat mencoreng demokrasi di Indonesia. "Saya yakin, ini jelas ada konspirasi, penjegalan. Padahal hasil survey menyatakan
pasangan Azizah-Erwin unggul dibanding yang lain. KPU Ciamis - Pangandaran tidak becus. Kami akan terus kawal hingga pasangan Azizah-Erwin bisa kembali menjadi peserta pemilukada, jadi tidak ada istilah dicoret sebagai peserta pemilukada," pungkas Fauzan.
KPUD Jawa Barat sendiri membantah penjegalan kepada pasangan balon Bupati dan wakil Bupati Pangandaran jalur perseorangan Azizah Talita Dewi dan dr Erwin MT. "Administrasi persyaratan pemilihan kepala daerah serentak Kabupaten Pangandaran oleh KPUD Kab Ciamis telah sesuai prosedur. Saya tidak melihat ada penjegalan, semua sesuai prosedur," tegas Ketua KPUD Jabar Yayat Hidayat singkat dikantornya. (ma)
Sementara menurut GMBI sebagai pendukung Azizah-Erwin, banyak kejanggalan dan keanehan yang dilakukan KPU Ciamis. Mulai dari waktu simulasi membuka berkas pasangan yang singkat, ruang yang tidak steril, dan keamanan yang tidak jelas.
"Kenapa saat mendaftar tidak langsung disebutkan bahwa syaratnya dalam bentuk fisik. Artinya berkas semuanya dalam bentuk printout. Kalau memang mau yang asli, kita pegang kok, kenapa itu tidak diomongin sejak awal? Parahnya lagi, saat komputer dibuka, listrik tiba-tiba mati, jelas tujuannya supaya file-file persyaratan disitu rusak," jelas M. Fauzan Rahman SE, Ketua Umu GMBI menjawab Jurnal Media disela aksinya di KPU Jabar siang tadi.
Karena itu, pihaknya mendesak kepada aparat kepolisian, Panwaslu, Bawaslu dan peran media agar segera mengusut kasus ini. Karena dapat mencoreng demokrasi di Indonesia. "Saya yakin, ini jelas ada konspirasi, penjegalan. Padahal hasil survey menyatakan
pasangan Azizah-Erwin unggul dibanding yang lain. KPU Ciamis - Pangandaran tidak becus. Kami akan terus kawal hingga pasangan Azizah-Erwin bisa kembali menjadi peserta pemilukada, jadi tidak ada istilah dicoret sebagai peserta pemilukada," pungkas Fauzan.
KPUD Jawa Barat sendiri membantah penjegalan kepada pasangan balon Bupati dan wakil Bupati Pangandaran jalur perseorangan Azizah Talita Dewi dan dr Erwin MT. "Administrasi persyaratan pemilihan kepala daerah serentak Kabupaten Pangandaran oleh KPUD Kab Ciamis telah sesuai prosedur. Saya tidak melihat ada penjegalan, semua sesuai prosedur," tegas Ketua KPUD Jabar Yayat Hidayat singkat dikantornya. (ma)