Bandung, - Wali Kota Bandung, Oded Muhammad Danial mulai merangkul para kepala daerah di wilayah Bandung Raya. Hal itu dalam rangka percepatan pembangunan di Kota Bandung.
Oded menegaskan bahwa kebijakan strategis pemerintahan Kota Bandung di bawah kepemimpinannya yakni mengedepankan silaturahmi dan kolaborasi. Sehingga, dia turut menggandeng daerah tetangga, yakni Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang.
"Kebijakan strategis saya itu silaturahim. Kalau dimaknai dalam bahasa pemerintahan adalah kolaborasi. Maka, saya sekarang mulai untuk melaksanakan kebijakan strategis dengan bersilaturahmi dengan kota kabupaten tetangga," kata Oded di Plaza Balai Kota, Jalan Wastukancana, Bandung, Selasa (26/2/2019).
Langkah Oded untuk memprakarsai kerja sama di wilayah Bandung Raya diawali dengan menggelar pertemuan dengan Bupati Kabupaten Bandung, Dadang Naser. Kemudian, disusul konsolidasi dengan Wali Kota Cimahi, Ajay M. Priatna.
"Saya sudah ketemu dengan Pak Dadang Naser, juga dengan Pak Ajay. Insya Allah ke depan dengan Pak Aa Umbara (Bupati KBB) juga dengan Pak Doni pernah bersama Pak Erwan (Bupati dan Wakil Bupati Sumedang)," imbuhnya.
Oded mengungkapkan, kolaborasi ini sengaja dibangun agar pembangunan di Kota Bandung beserta wilayah lainnya bisa saling menopang. Karena ada beberapa persoalan yang saling berkaitan antara Kota Bandung dengan daerah lainnya.
"Dengan kolaborasi ini insya Allah lebih komprehensif dan terintegrasi dengan kota kabupaten. Karena, Kota Bandung itu akan lebih sempurna kalau terintegrasi dengan saudara kita," ujarnya.
Sebagai contohnya, urai Oded, soal pemanfaatan sumber air yang saat ini Kota Bandung melalui PDAM Tirtawening masih bergantung pada pasokan air di wilayah Kabupaten Bandung sebagai sumber utamanya. Yakni dari Situ Cipanunjang, yang berada di kawasan pegunungan Pangalengan.
"Contoh Bandung kan gak punya air tapi adanya di kabupaten, kan kita bisa saling bantu dengan apa yang bisa kita bantu untuk kabupaten," cetusnya.
Oded kembali memberikan ilustrasi, persoalan di Bandung Raya ini juga berkaitan dengan urusan transportasi. Banyak transportasi umum yang menghubungkan antar wilayah di Bandung Raya, harus diurus agar lebih maksimal.
"Termasuk berbagai persoalan yang dihadapi Kota Bandung dengan persoalan di Bandung Raya harus kita integrasikan. Kalau dihadapi bersama-sama akan terasa lebih ringan dan mudah. Termasuk transportasi jurusan Soreang-Kebon Kalapa kan udah lintas itu bagaimana pengaturannya," terangnya.
Oded mengungkapkan sejauh ini pertemuan bersama para kepala daerah 'tetangga' selalu mendapatkan tanggapan positif. Dia menyatakan kunci utama agar kolaborasi di Bandung Raya ini bisa berhasil yakni dengan kesadaran dari masing-masing kepala daerah untuk menanggalkan sikap egois.
"Konsepnya adalah jangan ada kepala daerah yang ego. Kalau tidak egois, kita bersama-sama senasib sepenanggungan. Kerja sama tidak akan berjalan dengan baik kalau sudah ada egosentris," katanya. Red
Oded menegaskan bahwa kebijakan strategis pemerintahan Kota Bandung di bawah kepemimpinannya yakni mengedepankan silaturahmi dan kolaborasi. Sehingga, dia turut menggandeng daerah tetangga, yakni Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang.
"Kebijakan strategis saya itu silaturahim. Kalau dimaknai dalam bahasa pemerintahan adalah kolaborasi. Maka, saya sekarang mulai untuk melaksanakan kebijakan strategis dengan bersilaturahmi dengan kota kabupaten tetangga," kata Oded di Plaza Balai Kota, Jalan Wastukancana, Bandung, Selasa (26/2/2019).
Langkah Oded untuk memprakarsai kerja sama di wilayah Bandung Raya diawali dengan menggelar pertemuan dengan Bupati Kabupaten Bandung, Dadang Naser. Kemudian, disusul konsolidasi dengan Wali Kota Cimahi, Ajay M. Priatna.
"Saya sudah ketemu dengan Pak Dadang Naser, juga dengan Pak Ajay. Insya Allah ke depan dengan Pak Aa Umbara (Bupati KBB) juga dengan Pak Doni pernah bersama Pak Erwan (Bupati dan Wakil Bupati Sumedang)," imbuhnya.
Oded mengungkapkan, kolaborasi ini sengaja dibangun agar pembangunan di Kota Bandung beserta wilayah lainnya bisa saling menopang. Karena ada beberapa persoalan yang saling berkaitan antara Kota Bandung dengan daerah lainnya.
"Dengan kolaborasi ini insya Allah lebih komprehensif dan terintegrasi dengan kota kabupaten. Karena, Kota Bandung itu akan lebih sempurna kalau terintegrasi dengan saudara kita," ujarnya.
Sebagai contohnya, urai Oded, soal pemanfaatan sumber air yang saat ini Kota Bandung melalui PDAM Tirtawening masih bergantung pada pasokan air di wilayah Kabupaten Bandung sebagai sumber utamanya. Yakni dari Situ Cipanunjang, yang berada di kawasan pegunungan Pangalengan.
"Contoh Bandung kan gak punya air tapi adanya di kabupaten, kan kita bisa saling bantu dengan apa yang bisa kita bantu untuk kabupaten," cetusnya.
Oded kembali memberikan ilustrasi, persoalan di Bandung Raya ini juga berkaitan dengan urusan transportasi. Banyak transportasi umum yang menghubungkan antar wilayah di Bandung Raya, harus diurus agar lebih maksimal.
"Termasuk berbagai persoalan yang dihadapi Kota Bandung dengan persoalan di Bandung Raya harus kita integrasikan. Kalau dihadapi bersama-sama akan terasa lebih ringan dan mudah. Termasuk transportasi jurusan Soreang-Kebon Kalapa kan udah lintas itu bagaimana pengaturannya," terangnya.
Oded mengungkapkan sejauh ini pertemuan bersama para kepala daerah 'tetangga' selalu mendapatkan tanggapan positif. Dia menyatakan kunci utama agar kolaborasi di Bandung Raya ini bisa berhasil yakni dengan kesadaran dari masing-masing kepala daerah untuk menanggalkan sikap egois.
"Konsepnya adalah jangan ada kepala daerah yang ego. Kalau tidak egois, kita bersama-sama senasib sepenanggungan. Kerja sama tidak akan berjalan dengan baik kalau sudah ada egosentris," katanya. Red